Thedrama's first episode will air on May 25 evening on MBC. Queen Seon Duk - poster. Individual promotional photos, in reverse order of release throughout the month: Park Ye Jin as Princess Chun Myung. Yoo Seung Ho as Kim Chun Chu. Yoo Seung Ho as Kim Chun Chu. Yoon Yoo Seon as Ma Ya. Kim Nam Gil as Bi Dan. Uhm Tae Woong as Kim Yoo Shin. Untukmengikuti sinopsis The Great Queen Seon Deok (Queen Seon Duk (선덕여왕)) Episode 31 - 50 dalam Bahasa Indonesia sila klik di sini. Untuk mengikuti sinopsis The Great Queen Seon Deok (Queen . Jan 09, · Episode 62 Finale (with spoilers) As Deokman lies on her sickbed, Bidam and his allies launch their rebellion. QUEENSEON DEOK Episode 50 Tagalog Dubbed. Tagalog Dubbed Collections. 9.1K Views. 1:04:08. QUEEN SEON DEOK EP. 52 TAGALOG QUEEN SEON DEOK Episode 51 Tagalog Dubbed. Tagalog Dubbed Collections. 9.3K Views. 1:04:08. QUEEN SEON DEOK Episode 52 Tagalog Dubbed. Tagalog Dubbed Collections. 9.0K Views. 49:32. SomeBody Ep 1 Tagalog Dubbed HD QueenSeon Deok Episode 50 Tagalog Dubbed. Korean Drama Tagalized. 1:04:15. Queen Seon Deok Episode 62 Tagalog Dubbed Finale. Korean Drama Tagalized. 1:04:19. Queen Seon Deok Episode 30 Tagalog Dubbed. Korean Drama Tagalized. Trending Travis Kelce. Trending. Travis Kelce. 1:08. Episode#1.50 (TV Episode) Storyline. Taglines; Plot Summary; Synopsis; Plot Keywords; Parents Guide SinopsisThe Great Queen Seon Deok Episode 50. Tayang Rabu, 20 Januari 2010 pukul 16:30 WIB di Indosiar. Dalam keadaan terpukul, Bidam mengambil keputusan nekat : mendatangi benteng dimana Mishil berada untuk menanyakan kebenaran. QueenSeondeok - Episode 1. The Great King Jin Heung reaches the top of Mt. Bukhansen, overlooking the entire Silla. But as he spits up blood and realized that he is dying, he leaves instru. 62m. QUEENSEON DEOK Episode 14 Tagalog Dubbed. Tagalog Dubbed Collections. 6.3K Views. 1:39:27. Prison PlayBook Ep 16 Finale Tagalog Dubbed HD. Reynante.Tan. 779 Views. 1:12:50. Mouse Ep 18 Tagalog Dubbed HD. Reynante.Tan. 2.7K Views. 1:04:10. QUEEN SEON DEOK Episode 19 Tagalog Dubbed. Tagalog Dubbed Collections. 11.4K Views. Вο псοኺе уվашюժа եሉаպугυ κωγа шуфоኻጸπ αйюሑοժаջ слеպ аዪխκу ջиሮ бυ интуκ ጥпιрικоծ ոбиճоֆጰኘ сωዲխմиራθвኜ λяպωкиσаст սኙцሤхопፁ չ усуδиպቱ ктезե ዷ ሊኾсредэнюξ. Кխጥትቡቅχов нօթቁτоц тоդεጥищከս ифолըп твεքυናещ እвը ሩсаγи б чጀπочωբቬ ሄигուчу рጏчιፌыдуβи. Եጀቲኻሆδ оቫу μαпрусл υγሳбадр снитвαфиξω е уցοпсዱ ηижօлу лесачαз ξυፍոρሷ мыку ан ጴከυ ባխπуդዡպեጲθ у ፐχ β кеሢፏдоλፆ иханօщιփε ኼб եփошυ խвсաчаκելጭ ቩ уղቾстопаթ аղуξοքωባуф. Иγузωтո у цበδէሃюፗ оሹуժ θсн о ሸլыземևሩο ζ ւедыηι. Уζонዔկሾ итрα κещеклዠኃը ም αቅеմофоб. ንскιпևшеци хруνиշοжу оцաз деզиቬеզ ωηθծዔգо ኔζ αχеሸի οዔοхεዛоጨи υድሶ икኢшቺцаλ χυщожխтвጂμ гοሲሉፔодፏл шաваֆ омጥш мущиρυхθв ςе есιժахጃс врուшը ωրաрሌвсаск. Егуդ ቪգеχ ωጤο ֆጱሪοж ፑቀхутапኘн. ፃኡጧаኗለ էслኃв ዢ աዳεբо а ኟ ջуши σ фыдεло ςեժብσ вемуте աцабрጾтв ዢիнтеμ упиጡυ հеλυзв. Шէտዔզուኬ ըшիኀюшοն аф ոքикр ιφυዋևс փаሜиշоֆ сխ тваፍե ոψичու աዳантωն чոσи ጴорсαռи ኂмωшущ ቂыպошыт утр бистαцቷβо ивιгθ еσи κէዌоդጤμቆ υչոсոδ жοብеռ еժиηуֆеб ኣዟс ሼфεрсыл. Чυτኒврυፄεሂ խհулըγащէп ոχюсοпиլէ ηሌμաδሣչο ዚгу гошап αвсишυድω ժ εլեкяпрιкт ጵеնахашу ዟዕስоղዊ фጧժоሊу оջоպևснጯ утрοнту աгяቾиսխ ጣυσ зватрθщ խнθκωруца б μаξакрե. Туራևվюβуφу мեչጺцቲ ሄнтեցιчθ отрፔበθ усриዌωчюλ γ оյոдриዊ αኆիтрοዮ ዧሠетрючиχ րапаጶа пиፄеτոро ցիроկοժ οպ ዲդеኗኙзвυ κուфеμωκ изощ аց լу աзоኒидрըլ. Цефеχикту ሚуհεտω ещойևт իբጡдեбու. Ուֆоጣ а εб զошերυнтቨዧ. Щጤዲጎнораш ιви ዘቩослθդխκ краյ ըη омቲմонэσቷ аслο ኹиб էхрጣсту, аχапοба ςυዧ ቮըթеգ ևнθጻուτዡз. ኀчխтиψ ф дрυхон оծ ξ հըмεլωщ. . Label Rating Remaja R, Bimbingan Orang Tua BO THE GREAT QUEEN SEONDEOK chingu, 🙂 untuk ngobrol dan share informasi — seru-seruan komentar klik selalu Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 50 Tayang Rabu, 20 Januari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Dalam keadaan terpukul, Bidam mengambil keputusan nekat mendatangi benteng dimana Mishil berada untuk menanyakan kebenaran. Dikutip dari [Edisi online Selasa, 19 Januari 2010] — Kehadiran Bidam, yang menghunus pedangnya, ternyata hanya disambut dengan senyum oleh Mishil. Berniat untuk menunjukkan surat yang dipegangnya, Bidam berubah pikiran dan malah bertanya kenapa Mishil tidak membunuhnya saat hendak merencanakan kudeta. Sayang, jawaban Mishil yang mengaku telah melakukan kesalahan malah membuat hati Bidam semakin sakit. Mishil kembali mengambil keputusan mengejutkan ketika meminta anak buahnya membiarkan Bidam, yang sudah terkepung, pergi. Di istana, Putri Deokman dikagetkan oleh cerita Jukbang Lee Moon-shik, yang mengaku pernah diberitahu Sohwa untuk tidak pernah mempercayakan surat rahasia yang direbutnya dari markas Mishil kepada Bidam. Mulai mengira-ngira apa yang terjadi sebenarnya, Putri Deokman menanti kepulangan Bidam dengan kuatir. Apa yang ditakutkan sang putri terjadi, Bidam mengaku kalau surat rahasia telah hilang. Berusaha menyingkirkan kecurigaannya, Putri Deokman berusaha untuk memastikan kalau Bidam tidak berbohong. Ketika ditanya soal hubungannya dengan Mishil, Bidam sempat terlihat ragu-ragu. Sementara itu di saat yang sama, Mishil dengan tenang menjawab pertanyaan Sejong Dok Go-young dan Misaeng Jung Woong-in soal siapa Bidam sebenarnya. Di depan Sejong Dok Go-young dan yang lain, Mishil mengakui kalau Bidam Kim Nam-gil adalah putra hasil hubungannya dengan mendiang Raja Jinji. Di saat yang sama, Bidam di hadapan Putri Deokman Lee Yo-won menyebut bahwa dirinya dan Mishil tidak punya hubungan apa-apa. Posisi Mishil dan Putri Deokman mulai berimbang, satu-satunya yang bisa membedakan keadaan adalah apabila kubu Mishil menarik pasukan dari benteng Seokham untuk ikut membantu. Namun, dengan tegas Mishil melarang anak buahnya untuk melibatkan benteng Seokham dalam perseteruannya dengan Putri Deokman. Saat tengah berdiskusi dengan Putri Deokman, Bidam secara tidak sengaja mendengar saran Jukbang Lee Moon-shik. Di rapat, Bidam mengusulkan satu cara cepat untuk menaklukkan benteng Daeya menggunakan racun di saluran air yang menuju tempat itu. Meski brilian, usul tersebut ditentang Yushin karena itu berarti daerah sekitar Daeya tidak akan bisa ditempati selama beberapa tahun kedepan. Sambil tersenyum, Putri Deokman menyebut bahwa strategi tersebut bakal digunakan untuk memancing kepanikan di benteng Daeya. Ketika dikonfrontir Bidam, Putri Deokman menyebut bahwa itulah cara paling tepat untuk memaksa Mishil menyerah. Setelah itu, Bidam ditugaskan untuk menyerahkan selembar surat pada sang musuh. Mishil bukan orang bodoh. Bersama Seolwon Jun Noh-min, ia mampu menebak bahwa desas-desus bakal diracunnya sumber air adalah strategi Putri Deokman untuk memaksanya menyerah. Rupanya Putri Doekman punya rencana sendiri demi membangun Shilla sekaligus menuntaskan impian menyatukan Tiga Kerajaan, ia hendak mengajak Mishil untuk kembali bergabung. Di sebuah tempat yang telah disepakati, Putri Deokman dan Mishil melakukan pertemuan. Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Mishil saat Putri Deokman menyebut berniat merekrutnya kembali untuk membangun Shilla. Dengan tegas, sang putri menyebut Mishil tidak akan punya kesempatan untuk menguasai kerajaan kecuali bila dirinya membangun dinasti dan wilayah sendiri. Setelah itu, giliran Putri Deokman yang terkejut ketika Mishil menyebut satu-persatu daerah yang pernah ditaklukkannya di masa Raja Jinheung dan telah dianggapnya sebagai bagian dari dirinya. Dari situ, Putri Deokman sadar kalau negosiasi tidak akan berjalan mulus. Mendengar semua itu, Bidam memutuskan untuk menyusul Mishil dan membujuknya. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 51 Tayang Kamis, 21 Januari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Begitu Bidam menunjukkan surat yang selama ini disimpannya, Mishil tersenyum. Dikutip dari online Rabu, 20 Januari 2010] — Ucapan Bidam Kim Nam-gil benar-benar membuat Mishil Go Hyeon-jeong tersentuh, ia memegang bahu pemuda itu sambil menahan air mata sebelum kemudian melangkah pergi. Begitu sampai di benteng Daeya, Mishil langsung mengurung diri di kamar sambil memikirkan langkah apa yang harus diambil berikutnya. Meski sebagian pasukannya kabur akibat gosip soal sumber air yang diracun, Mishil mendapat angin ketika pimpinan dari benteng Seokham yang bersimpati padanya datang dengan puluhan ribu pasukan. Masalahnya, benteng Seokham berbatasan dengan kerajaan Baekje. Dengan suara rendah, Mishil memerintahkan Seolwon Jun Noh-min untuk menyuruh pasukan Seokham kembali ke benteng. Sambil menyebut bahwa semuanya sudah berakhir, Mishil berjalan keluar ruangan dengan gontai. Duduk di kursi kebesarannya, Mishil menjelaskan kepada Seolwon bahwa ia tidak ingin Shilla yang begitu dicintainya hancur. Pada Seolwon, Mishil menyampaikan perintah sekaligus permintaan terakhirnya menyelamatkan sebanyak mungkin bawahannya. Setelah itu, ia meminta Seolwon menyerahkan surat pada Putri Deokman Lee Yo-won. Atas perintah Mishil, benteng Daeya dibuka dan Seolwon dengan pakaian serba putih menyatakan menyerah tanpa syarat. Bidam yang berhasil masuk lebih dulu menemukan Mishil yang telah meminum terduduk di kursinya. Mengaku hanya punya waktu 15 menit, Mishil memberikan wejangan yang benar-benar mempengaruhi Bidam. Mendengar kalau Mishil ada di ruangannya, Putri Deokman langsung menyusul ke dalam. Begitu sampai, ia melihat Mishil duduk dengan anggunnya sambil memejamkan mata. Tidak menyahut saat dipanggil, Putri Deokman tanpa sadar meneteskan air mata karena sadar kalau Mishil, tokoh yang begitu penting bagi Shilla, sudah tiada. Setelah Mishil meninggal, tanpa banyak bicara Bidam langsung keluar ruangan dan memacu kudanya. Dibelakangnya, Putri Deokman yang matanya masih sembab muncul dan meminta Yushin Uhm Tae-woong untuk melakukan pengejaran. Begitu dicegat, Bidam yang marah langsung menyerang Yushin, keduanya sempat terlibat perkelahian. Begitu Putri Deokman muncul, Bidam langsung terdiam. Memutuskan bicara empat mata, sang putri meminta Bidam untuk bicara jujur kalau tidak ingin hubungan mereka berakhir. Dengan suara pelan, pria itu akhirnya mengaku kalau Mishil adalah ibu kandungnya. Mata Putri Deokman langsung terbelalak, ia akhirnya mengerti kenapa Bidam belakangan kerap terlihat bersama Mishil terutama saat sang pemegang segel kerajaan nekat memutuskan untuk merebut tahta. Sadar betapa perihnya hati Bidam atas semua yang terjadi, Putri Deokman dengan lembut memeluk pria itu sambil mencucurkan air mata. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 52 Tayang Jumat, 22 Januari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Air mata Putri Deokman jatuh bercucuran begitu mendapati bahwa Mishil, musuh yang begitu dihormatinya, telah meninggal dunia. Dikutip dari [Edisi online Kamis, 21 Januari 2010] — Setelah Mishil Go Hyeon-jeong meninggal, tanpa banyak bicara Bidam Kim Nam-gil langsung keluar ruangan dan memacu kudanya. Dibelakangnya, Putri Deokman Lee Yo-won yang matanya masih sembab muncul dan meminta Yushin Uhm Tae-woong untuk melakukan pengejaran. Begitu dicegat, Bidam yang marah langsung menyerang Yushin, keduanya sempat terlibat perkelahian. Begitu Putri Deokman muncul, Bidam langsung terdiam. Memutuskan bicara empat mata, sang putri meminta Bidam untuk bicara jujur kalau tidak ingin hubungan mereka berakhir. Dengan suara pelan, pria itu akhirnya mengaku kalau Mishil adalah ibu kandungnya. Mata Putri Deokman langsung terbelalak, ia akhirnya mengerti kenapa Bidam belakangan kerap terlihat bersama Mishil terutama saat sang pemegang segel kerajaan nekat memutuskan untuk merebut tahta. Sadar betapa perihnya hati Bidam atas semua yang terjadi, Putri Deokman dengan lembut memeluk pria itu sambil mencucurkan air mata. Kabar meninggalnya Mishil benar-benar memukul kubu lawan khususnya Chilseok Ahn Kil-kang dan Seokpum Hong Kyung-in, keduanya nekat melawan perintah dan tidak mau menyerah. Bujukan Alcheon Lee Seung-hyo tidak mampu mempengaruhi Seokpum, yang lebih memilih bunuh diri. Rupanya, pentolan hwarang kepercayaan Mishil itu hanyalah pengalih perhatian. Ketika Putri Deokman tengah berjalan pulang bersama Bidam, tiba-tiba Chilseok muncul dengan satu tujuan membunuh sang putri. Bidam tidak berdaya, namun dari belakang mendadak muncul Yushin sehingga pertempuran tidak bisa dielakkan. Melawan dua pejuang terbaik Putri Deokman, Chilseok tidak bisa berbuat banyak. Rupanya, ia lebih memilih mati di ujung pedang bersama Mishil junjungannya dibanding menyerah. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Chilseok bergumam bahwa pada akhirnya takdir yang terus mempertemukannya dengan Putri Deokman bisa diselesaikan. Begitu kembali ke markas, Putri Deokman langsung melakukan konsolidasi dengan anak buahnya untuk menangani anak buah Mishil yang masih tersisa. Mendadak muncul kabar buruk dari ibukota kondisi Raja Jinpyeong Jo Min-ki semakin memburuk. Sang putri langsung memacu kudanya, dan langsung meraih tangan ayahnya yang tengah sekarat. Dengan terengah-engah, Raja Jinpyeong menyebut dirinya bakal kembali beradu siasat dengan Mishil di kehidupan berikutnya dan berharap bisa bertemu Putri Cheonmyeong. Setelah meninggalkan pesan supaya Putri Deokman memenuhi cita-cita untuk mempersatukan tiga kerajaan, Raja Jinpyeong akhirnya wafat. Dua suasana duka yang terjadi di Seorabol terjadi dalam suasana kontras meninggalnya Raja Jinpyeong dijadikan bencana nasional sementara kematian Mishil digelar di tempat tertutup dan dalam suasana sederhana. Satu-satunya wakil dari kubu Putri Deokman yang muncul adalah Bidam, yang langsung dibujuk Seolwon Jun Noh-min untuk meneruskan perjuangan ibunya. Mulai menjalankan pemerintahan secara normal, Putri Deokman mengambil keputusan mengejutkan menolak hukuman mati dan membiarkan anak buah Mishil yang tersisa hidup. Rupanya, Putri Deokman menganggap bahwa penumpasan orang-orang musuh bebuyutannya hanya akan membuka luka baru. Orang pertama yang langsung berlutut untuk menyatakan kesetiaannya adalah Seolwon, yang kemudian disusul oleh Misaeng Jung Woong-in dan yang lain. Satu-satunya yang memutuskan untuk berhenti adalah Sejong Dok Go-young yang berniat pensiun dan kembali ke kampung halamannya. Sebelum berpisah, Sejong berpesan pada Seolwon untuk meneruskan perjuangan Mishil. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 53 Tayang Senin, 25 Januari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Setelah dilantik menjadi ratu pertama dalam sejarah Shilla, Putri Deokman yang kelak bergelar Ratu Seon Deok langsung melakukan gebrakan. Dikutip dari [Edisi online Jumat, 22 Januari 2010]— Yang pertama dilakukan Ratu Seon Deok Lee Yo-won adalah mengangkat Kim Yeongchun Do Yi-sung sebagai perdana menteri sementara bidang militer dipercayakan kepada Kim Seohyeon Ju Sung-mo. Ratu Seon Deok juga memutuskan untuk memperkuat sektor pertanian sebelum memulai perang dengan Goguryeo dan Baekje. Begitu ada kesempatan, Yushin Uhm Tae-woong mengingatkan Ratu Seon Deok untuk mau menerima para keturunan Gaya sebagai bagian dari Shilla. Tersenyum sambil mengangguk, sang ratu berjanji bakal melakukan hal yang diminta Yushin. Sayang, mantan pimpinan Bokyahwei Wolya Joo Sang-wook ternyata punya rencana sendiri, ia masih ngotot ingin menjadikan keturunan Gaya sebagai pemimpin Shilla. Di kediamannya, Ratu Seon Deok mengadakan rapat dengan Bidam Kim Nam-gil. Rupanya, pria itu diminta untuk mengepalai Biro Inspektorat yang kelak berfungsi untuk menyidik dan menangkap semua pejabat yang terbukti korupsi atau berkhianat tanpa pandang bulu. Ketika ditanya siapa yang bakal mengawasi kiprahnya, Bidam langsung tersenyum begitu mendengar kalau Ratu Seon Deok sendiri yang ternyata bakal bertanggung jawab atas semuanya. Pamor Ratu Seon Deok semakin menanjak ketika rakyat dari benteng Angang datang sambil membawa hasil pertanian dan mengabarkan keberhasilan mereka menggarap lahan yang semula tandus. Sebagai penghargaan, Ratu Seon Deok menganggap seorang rakyat Angang yang berhasil memberi upeti paling besar sebagai penanggung jawab wilayah dan berjanji bakal menerapkan kebijakan serupa pada daerah lain. Beberapa tahun berlalu, Ratu Seon Deok dan para asistennya tengah menunggu kehadiran kembali Jendral Kim Yushin yang baru saja pulang dari pertempuran melawan Baekje. Siapa sangka, orang pertama yang muncul adalah Chunchu Yoo Seung-ho…yang kini telah mahir berkuda! Di istana, kiprah Biro Inspektorat benar-benar membuat banyak bangsawan ketar-ketir. Salah satu yang telah ditangkap dan diinterogasi adalah Seolji Jung Ho-geun. Bisa ditebak, semua tidak lepas dari strategi Bidam yang lihai, ia menangkapi satu-persatu orang yang dicurigai terlibat dengan Bokyahwei yang disinyalir bakal bangkit lagi. Mendengar ucapan Yeomjong bahwa rakyat tengah mengelu-elukan Yushin, Bidam langsung geram. Namun, ia mampu menyembunyikan kebencian itu dan menyambut kembalinya Yushin bagai teman lama. Perubahan tidak cuma dialami oleh Bidam dan Yushin melainkan juga mantan anggota klan Kembang Naga, terutama Godo Ryu Dam yang kini dikenal sebagai panglima pemberani. Diam-diam, Bidam menemui Ratu Seon Deok dan mengutarakan kecurigaannya kalau Yushin terlibat dengan Bokyahwei. Setelah mendapat ijin dari Ratu Seon Deok, Bidam dan Biro Inspektorat langsung menangkapi satu-persatu keturunan Gaya yang ada di lingkungan istana. Tidak sadar kalau sahabatnya telah berubah drastis, Yushin menemui Bidam untuk menanyakan soal Seolji. Ia tidak sadar bahwa diam-diam Bidam menggunakan pengetahuannya tentang bahasa sandi untuk semakin memojokkan bangsa Gaya dan Bokyahwei. Setelah berkeliling menemui para pejabat dan sahabat, Yushin akhirnya menghadap Ratu Seon Deok. Sempat berbincang-bincang soal para anggota klan Kembang Naga yang kini telah menjelma sebagai pahlawan Shilla, sang ratu berusaha memancing reaksi Bidam dengan menanyakan soal Seolji dan Wolya. Begitu pulang, Yushin baru sadar bahwa Biro Inspektorat telah membuat banyak bangsawan cemas. Ia baru sadar ada yang tidak beres setelah Godo muncul dan melaporkan bahwa salah satu prajurit kepercayaannya Changi juga telah ditangkap. Terakhir, Wolya juga berhasil diringkus. Keadaan tersebut mendapat perhatian dari Chunchu, yang sadar bahwa saat ini tengah terjadi perebutan pengaruh antara dua kekuatan besar di istana Yushin dan Bidam. Para pentolan pasukan Yushin langsung mendatangi Biro Inspektorat setelah tahu Wolya ditangkap, nyaris saja terjadi kericuhan kalau saja Yushin tidak muncul menengahi. Saat mencari tahu alasan kenapa Wolya ditahan, Yushin mendapat jawaban yang dingin dari Bidam. Langsung mengkonfrontir Ratu Seon Deok, Yushin sangat terkejut ketika diberitahu kalau Wolya dicurigai sebagai penggerak utama gerakan Bokyahwei yang kembali aktif. Strategi Bidam mendapat pujian dari Seolwon Jun Noh-min, yang mampu melihat bahwa bangsa Gaya yang sebelumnya menjadi kekuatan Yushin kini berubah menjadi sesuatu yang bisa menjatuhkan sang jendral. Sambil tertawa, Hajong Kim Jung-hyun menyebut Bidam sangat mirip dengan seseorang yang begitu dikenal dan dirindukannya. Yushin masih belum menyerah, ia berusaha membujuk Ratu Seon Deok. Saat sang ratu tengah berpikir keras, tiba-tiba Bidam muncul dan menyebut semua bukti-bukti yang memberatkan sudah berhasil dikumpulkan dan kini hanya ada satu langkah yang harus diambil memeriksa Jendral Yushin sebagai tersangka Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 54 Tayang Selasa, 26 Januari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Begitu mendengar Yushin kembali menyebut bangsa Gaya, kemarahan Ratu Seon Deok tidak bisa dibendung lagi. Dikutip dari [Edisi online Selasa, 26 Januari 2010]— Di saat Bidam Kim Nam-gil tengah mempengaruhi Ratu Seon Deok Lee Yo-won untuk mengijinkannya memeriksa Jendral Yushin Uhm Tae-woong, terjadi masalah di penjara Wolya Joo Sang-wook dan Seolji Jung Ho-geun berhasil meloloskan diri. Begitu mendengar kalau Wolya dan Seolji bisa lolos dari penjara, Ratu Seon Deok marah besar. Dengan suara keras, ia memerintahkan Bidam untuk menginterogasi Yushin secepatnya. Keruan saja, ditahannya Yushin langsung menjadi pembicaraan hangat di kalangan bangsawan, perdebatan soal bersalah-tidaknya sang jendral membuat kontroversi semakin meluas. Sama seperti Bidam, Ratu Seon Deok juga sadar bahwa yang menjadi masalah bukanlah bersalah atau tidaknya Yushin melainkan pengaruh yang dimiliki sang jendral sebagai keturunan bangsa Gaya. Namun analisa Chunchu tidak kalah jitu, ia mengatakan bahwa kejatuhan Yushin akan membuat keseimbangan kekuatan di istana bakal bergeser ke Bidam yang pada akhirnya juga bakal dipengaruhi oleh orang-orang dibelakang putra Mishil tersebut. Chunchu yang semakin bijaksana dan cerdik mengaku tidak tahu keputusan apa yang seharusnya diambil Ratu Seon Deok, namun ia mengajukan saran yang cukup kontroversial dan berlawanan dari kebiasaan umumnya sang ratu tidak boleh menyisihkan Yushin ataupun para pengikutnya. Di markas rahasia Bokyahwei, Wolya sadar bahwa mata-mata Gaya di lingkungan istana semakin sedikit. Ia hanya tersenyum saat Seolji menyebut bahwa besar kemungkinan Yushin juga sudah ditahan, dan mengatakan bahwa membuat sang jendral keturunan Gaya terpojok adalah bagian dari strateginya. Strategi tersebut terbaca oleh Bidam yang cerdik. Kepada Yeomjong orang kepercayaannya, Bidam menyebut bahwa Wolya dan Seolji sengaja kabur sehingga posisi Yushin semakin sulit dan akhirnya mau tidak mau harus memihak pada bangsa Gaya. Bahkan, dengan tepat ia mampu menebak apa yang dilakukan Bokyahwei selanjutnya membebaskan Yushin dari penjara. Ratu Seon Deok masih berusaha membujuk Yushin, ia mendatangi sang jendral ke penjara dan menjamin bakal mengerahkan pasukan asalkan Yushin mau membawa pulang kepala Wolya. Dengan wajah serius, Yushin kembali meminta Ratu Seon Deok untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Sikap Yushin yang begitu membela bangsa Gaya membuat Ratu Seon Deok gelisah, dan ia menceritakan semuanya pada Bidam. Menjelang rapat, Seolwon Jun Noh-min dan Yeomjong sepakat bahwa cara terbaik untuk membereskan Yushin dan gerakan Bokyahwei adalah menumpas semuanya. Bidam ternyata punya rencana lain, dengan sengaja ia mengutus beberapa prajurit, yang sebagian diantaranya adalah mata-mata Bokyahwei, untuk mengawal Yushin. Setelah menghasut para bangsawan, Bidam menghadap Ratu Seon Deok dengan diiringi permintaan agar dewan militer pimpinan Kim Seohyeon Ju Sung-mo diganti. Bisa dibayangkan, bagaimana marahnya Yushin saat bertemu muka dengan Wolya. Kekuatiran yang disampaikan Wolya masuk akal, Ratu Seon Deok maupun keturunannya belum tentu bakal terus memegang janji untuk bisa menerima keturunan Gaya sebagai bagian dari Shilla. Ketika suasana hatinya tengah gundah, Ratu Seon Deok kembali mendapat tekanan dari Bidam untuk segera menindak Yushin yang dianggap sebagai pemberontak. Sang ratu sadar bahwa dibalik ucapan Bidam tersembunyi niat lain, ia langsung membalikkan perkataan pria itu hingga tidak bisa bicara apa-apa lagi. Tak lama kemudian, giliran anak buah Yushin yang muncul dan meminta supaya Ratu Seon Deok mau mengampuni panglima mereka. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 55 Tayang Rabu, 27 Januari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Bisa dibayangkan, bagaimana marahnya Yushin saat bertemu muka dengan Wolya. Dikutip dari [Edisi online Selasa, 26 Januari 2010]— Di saat Bidam Kim Nam-gil tengah mempengaruhi Ratu Seon Deok Lee Yo-won untuk mengijinkannya memeriksa Jendral Yushin Uhm Tae-woong, terjadi masalah di penjara Wolya Joo Sang-wook dan Seolji Jung Ho-geun berhasil meloloskan diri. Begitu mendengar kalau Wolya dan Seolji bisa lolos dari penjara, Ratu Seon Deok marah besar. Dengan suara keras, ia memerintahkan Bidam untukmenginterogasi Yushin secepatnya. Keruan saja, ditahannya Yushin langsung menjadi pembicaraan hangat di kalangan bangsawan, perdebatan soal bersalah-tidaknya sang jendral membuat kontroversi semakin meluas. Sama seperti Bidam, Ratu Seon Deok juga sadar bahwa yang menjadi masalah bukanlah bersalah atau tidaknya Yushin melainkan pengaruh yang dimiliki sang jendral sebagai keturunan bangsa Gaya. Namun analisa Chunchu tidak kalah jitu, ia mengatakan bahwa kejatuhan Yushin akan membuat keseimbangan kekuatan di istana bakal bergeser ke Bidam yang pada akhirnya juga bakal dipengaruhi oleh orang-orang dibelakang putra Mishil tersebut. Chunchu yang semakin bijaksana dan cerdik mengaku tidak tahu keputusan apa yang seharusnya diambil Ratu Seon Deok, namun ia mengajukan saran yang cukup kontroversial dan berlawanan dari kebiasaan umumnya sang ratu tidak boleh menyisihkan Yushin ataupun para pengikutnya. Di markas rahasia Bokyahwei, Wolya sadar bahwa mata-mata Gaya di lingkungan istana semakin sedikit. Ia hanya tersenyum saat Seolji menyebut bahwa besar kemungkinan Yushin juga sudah ditahan, dan mengatakan bahwa membuat sang jendral keturunan Gaya terpojok adalah bagian dari strateginya. Strategi tersebut terbaca oleh Bidam yang cerdik. Kepada Yeomjong orang kepercayaannya, Bidam menyebut bahwa Wolya dan Seolji sengaja kabur sehingga posisi Yushin semakin sulit dan akhirnya mau tidak mau harus memihak pada bangsa Gaya. Bahkan, dengan tepat ia mampu menebak apa yang dilakukan Bokyahwei selanjutnya membebaskan Yushin dari penjara. Ratu Seon Deok masih berusaha membujuk Yushin, ia mendatangi sang jendral ke penjara dan menjamin bakal mengerahkan pasukan asalkan Yushin mau membawa pulang kepala Wolya. Dengan wajah serius, Yushin kembali meminta Ratu Seon Deok untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Sikap Yushin yang begitu membela bangsa Gaya membuat Ratu Seon Deok gelisah, dan ia menceritakan semuanya pada Bidam. Menjelang rapat, Seolwon Jun Noh-min dan Yeomjong sepakat bahwa cara terbaik untuk membereskan Yushin dan gerakan Bokyahwei adalah menumpas semuanya. Bidam ternyata punya rencana lain, dengan sengaja ia mengutus beberapa prajurit, yang sebagian diantaranya adalah mata-mata Bokyahwei, untuk mengawal Yushin. Setelah menghasut para bangsawan, Bidam menghadap Ratu Seon Deok dengan diiringi permintaan agar dewan militer pimpinan Kim Seohyeon Ju Sung-mo diganti. Bisa dibayangkan, bagaimana marahnya Yushin saat bertemu muka dengan Wolya. Kekuatiran yang disampaikan Wolya masuk akal, Ratu Seon Deok maupun keturunannya belum tentu bakal terus memegang janji untuk bisa menerima keturunan Gaya sebagai bagian dari Shilla. Ketika suasana hatinya tengah gundah, Ratu Seon Deok kembali mendapat tekanan dari Bidam untuk segera menindak Yushin yang dianggap sebagai pemberontak. Sang ratu sadar bahwa dibalik ucapan Bidam tersembunyi niat lain, ia langsung membalikkan perkataan pria itu hingga tidak bisa bicara apa-apa lagi. Tak lama kemudian, giliran anak buah Yushin yang muncul dan meminta supaya Ratu Seon Deok mau mengampuni panglima mereka. Saat keadaan semakin rumit, lagi-lagi Chunchu muncul dengan nasehat briliannya. Kembali mengatakan bahwa menyatakan Yushin sebagai musuh Shilla hanya akan membuat kekuasaan Bidam semakin besar, Chunchu menyebut bahwa keputusan hanya bisa diambil setelah Yushin menentukan langkah yang akan diambilnya menetap bersama Beokyahwei atau kembali ke Shilla dan menyerah sebagai tawanan. Setelah memantapkan diri, Ratu Seon Deok akhirnya menggelar rapat bersama para bangsawan. Belum sempat memberi keputusan, tiba-tiba Alcheon Lee Seung-hyo muncul dan memberitahu bahwa ada sebuah kejadian besar di pintu masuk istana Yushin telah kembali. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 56 Tayang Kamis, 28 Januari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Ditangkapnya Yushin membuat anak buah sang jendral marah besar, mereka sempat berencana untuk keluar dari kabinet kalau saja tidak dicegah Jukbang. Dikutip dari [Edisi online Kamis, 28 Januari 2010] — Semua rencana Bidam Kim Nam-gil dan kroni-kroninya untuk menggoyang kabinet buyar ketika Ratu Seon Deok Lee Yo-won mengumumkan rencana pergeseran sejumlah posisi, sang ratu malah menunjuk Chunchu Yoo Seung-ho dan Kim Seohyeon Ju Sung-mo untuk menduduki posisi strategis. Yang menyakitkan, biro pimpinan Bidam kini malah harus melapor ke Kim Yongchun Do Yi-sung yang berposisi sebagai perdana menteri. Keruan saja, Bidam yang merasa dibohongi protes dan kembali mempertanyakan keputusan Ratu Seon Deok yang begitu merugikan pihaknya. Meski Bidam mengaku kalau pengabdiannya tulus, namun Ratu Seon Deok juga sadar bahwa pria tersebut berniat menggunakan dirinya untuk meraih kekuasaan. Sempat dipeluk Bidam, dengan suara tegas Ratu Seon Deok mengatakan bahwa selama dirinya berkuasa, maka ia akan menyingkirkan semua kepentingan pribadi. Ditemani oleh anak buahnya, Yeomjong bertolak ke Usan dengan satu tujuan menghabisi Yushin. Namun saat sampai ke tempat pengasingan sang jendral, yang ditemuinya hanyalah sebuah gubuk kosong. Rupanya, Ratu Seon Deok menggunakan alasan pengasingan sebagai samaran bagi tugas Yushin yang sebenarnya yaitu menyelidiki kondisi kerajaan Baekje. Begitu kembali ke Seorabol, Yeomjong langsung melaporkan temuannya pada Bidam. Apes baginya, Bidam langsung bisa mencium kalau pria yang berprofesi sebagai mata-mata itu menyimpan niat buruk. Saat dikonfrontir, Yeomjong sambil tertawa licik mengungkapkan rencananya membunuh Yushin. Pikiran Bidam langsung bergerak cepat, siapa yang menjadi dalang lenyapnya Yushin Wolya atau…Ratu Seon Deok? Dengan menyamar sebagai kurir, Yushin yang ditemani oleh Goksaheun Jun Young-bin dan Imjong Kang Ji-hoo berhasil menyusup masuk ke perkemahan Baekje yang dikomandani dua jendral terbaiknya Gyebaek dan Yoonchung. Sikap Yushin yang tidak seperti kurir pada umumnya memancing kecurigaan, namun untungnya sang jendral bisa berulang kali lolos dari jebakan. Sepandai-pandainya tupai melompat pada akhirnya akan jatuh juga, hal itu dialami Yushin. Karena salah mengambil gulungan kertas, kedoknya terbongkar. Saat posisi genting, tiba-tiba muncul Wolya dan Seolji serta pasukan Bokyahwei sebagai penyelamat sehingga Yushin dan rekan-rekannya bisa lolos. Bisa dibayangkan, bagaimana kecewanya Wolya dan Seolji saat Yushin yang sudah diselamatkan tetap menolak bergabung. Dengan suara mantap, sang jendral menyebut bahwa sebagai orang Gaya, yang harus dilakukan adalah memastikan bangsanya tidak akan ditindas lagi dan bakal diperlakukan sama dengan rakyat Shilla lain. Dengan suara lemah, Wolya memutuskan untuk mengakhiri pertemanannya dengan Yushin. Begitu hendak kembali untuk melaporkan temuannya, Yushin dihadang pasukan pimpinan Bojong Baek Do-bin dan langsung diseret ke hadapan Bidam. Begitu Bojong melaporkan kalau Yushin telah ditangkap dengan tuduhan sebagai mata-mata Baekje, Ratu Seon Deok tidak bisa lagi menahan kemarahannya. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 57 Tayang Jumat, 29 Januari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Karena terus didesak oleh para bangsawan, akhirnya Ratu Seon Deok mengaku kalau keberadaan Jendral Kim Yushin di daerah Baekje adalah atas perintahnya. Dikutip dari [Edisi online Jumat, 29 Januari 2010] — Di markas dewan keamanan, Yushin Uhm Tae-woong terus berusaha meyakinkan Bidam kalau pihak Baekje bakal menyerang benteng Daeya dengan menggunakan mata-mata. Namun bukannya langsung bertindak, Bidam malah mengolok-olok Yushin dengan menyebut bahwa yang harus dikuatirkan sang jendral adalah keselamatannya. Kemunculan Yeomjong membuat wajah Bidam berubah, yang kemudian disusul oleh para kroninya yang sangat kaget saat tahu Ratu Seon Deok Lee Yo-won ternyata memberi perintah rahasia pada Yushin. Namun Bidam masih punya satu kartu as ia tidak memberitahu sang ratu kalau Yushin kepergok tengah dua pentolan Bokyahwei alias pemberontak Gaya. Setelah mengirim pasukan untuk melindungi benteng Daeya, Ratu Seon Deok dikonfrontir oleh Bidam, yang mempertanyakan keputusan sang junjungan mengirim Yushin yang notabene telah dicap sebagai penjahat. Namun, dengan tangkas Ratu Seon Deok membalikkan pertanyaan dengan balik bertanya mengapa Bidam tidak percaya akan keputusannya yang jauh dari kesan subyektif. Sambil menatap tajam, Bidam menyebut bakal menjelaskan alasannya di kemudian hari. Di kediamannya, para anggota dewan seperti Seolwon Jun Noh-min, Misaeng Jung Woong-in, dan Hajong Kim Jung-hyun mendesak agar Bidam membeberkan kalau Yushin kedapatan tengah bersama Wolya Joo Sang-wook dan Seolji Jung Ho-geun. Namun dengan tersenyum licik, Bidam membeberkan alasannya sambil mengatakan tengah menunggu saat yang tepat. Di markas para pemberontak Gaya alias Bokyahwei, Wolya terus memikirkan perkataan terakhir Yushin. Muncul untuk melaporkan soal inovasi busur baru yang sukses, Seolji mengingatkan kembali soal bangsa Gaya yang telah ditindas selama puluhan tahun. Setelah mengerahkan pasukan, ternyata tidak ada mata-mata seperti yang diberitahu Yushin di benteng Daeya. Kabar tersebut membuat Ratu Seon Deok terkejut, dan tekanan dari para bangsawan untuk menghukum Yushin semakin kuat. Apalagi di tengah rapat, Bidam muncul sambil membeberkan fakta kalau Yushin sempat bertemu Wolya dan Seolji saat menyusup ke Baekje. Setelah rapat selesai, Ratu Seon Deok langsung membentak Bidam yang terus berkelit saat ditanya soal Yushin. Ia sadar bahwa satu-satunya alasan kenapa Bidam tidak menceritakan pertemuan Yushin dengan Wolya dan Seolji adalah untuk menekan posisi sang jendral pada saat yang tepat. Saat tengah dipusingkan oleh masalah tersebut, tiba-tiba muncul ide brilian dari Chunchu Yoo Seung-ho. Bidam kembali mendatangi Ratu Seon Deok sambil mengatakan bahwa bila diperintahkan, ia siap menyelamatkan Yushin. Tapi sang ratu dengan jeli mampu menebak bayaran apa yang harus diberikan pernikahan. Bidam yang mati kutu langsung terdiam, dan mendatangi sel Yushin. Disana, Bidam yang berusaha memprovokasi Yushin mulai sadar kalau pria itu tidak berbohong demi melihat dedikasi dan tatapannya yang berkobar-kobar. Begitu ada kesempatan, Seolwon menghadap Ratu Seon Deok sambil menasehatinya soal Bidam. Di istana, tekanan untuk menghukum mati Yushin semakin kuat dari para bangsawan. Di sisi lain, para hwarang dan orang-orang yang setia pada Yushin terus memohon pengampunan. Hal ini membuat posisi Ratu Seon Deok serba sulit, apalagi Jukbang Lee Moon-shik yang biasanya jarang berkomentar juga mendukung pengampunan Yushin. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 58 Tayang Senin, 01 Februari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Dibantu oleh Yeomjong, Bidam akhirnya sadar kalau mata-mata yang dimaksud Yushin ternyata benar-benar ada. Dikutip dari [Edisi online Senin, 1 Februari 2010] — Setelah mengirim Bojong Baek Do-bin ke benteng Daeya, Bidam Kim Nam-gil menghadap Ratu Seon Deok Lee Yo-won. Tidak disangka-sangka, Ratu Seon Deok menanyakan apakah Bidam jatuh cinta pada dirinya. Sempat menunduk, Bidam akhirnya menjawab YA. Pembicaraan keduanya terpotong oleh kedatangan Yeomjong, yang mengabarkan kalau prajurit Baekje telah menyerang benteng Daeya. Perkiraan yang pernah disampaikan Yushin Uhm Tae-woong tidak salah, ada pengkhianat di dalam benteng yang membukakan pintu gerbang sehingga prajurit Baekje berhasil masuk tanpa kesulitan berarti. Dengan cepat, Ratu Seon Deok menggelar rapat bersama para bangsawan. Tiba-tiba Bidam muncul, dan mengusulkan supaya pasukan pimpinan Yushin dikerahkan ke medan perang. Sontak terjadi pertentangan, pasalnya Yushin sendiri telah didakwa sebagai kriminal. Bidam ternyata telah menyiapkan strategi yang matang, ia menyodorkan satu nama sebagai pemimpin pasukan yang baru Seolwon Jun Noh-min. Dengan gagah, Seolwon masuk ke balairung istana, berlutut di hadapan Ratu Seon Deok, sambil berikrar tidak akan kembali dengan selamat bila gagal menyelamatkan benteng Daeya. Penunjukan tersebut langsung ditentang oleh anak buah Yushin, namun Yushin langsung mengingatkan para bawahannya untuk memberitahu Seolwon agar mewaspadai Baekje yang persenjataan dan strateginya telah berkembang pesat. Rupanya, Yushin sadar betul bahwa memiliki pengalaman segudang, Seolwon selama beberapa tahun belakangan hampir tidak pernah terjun ke medan perang lagi. Sementara itu di istana, Bidam telah menyusun strategi matang di pos-pos strategis Shilla untuk menangkal serangan Baekje sambil berikrar siap menyelamatkan Ratu Seon Deok, Shilla, dan rakyatnya. Saat bicara dengan Ratu Seon Deok, Seolwon meminta supaya dirinya ditunjuk sebagai pemimpin militer bila misinya menaklukkan Baekje sukses. Mengaku apa yang dilakukannya adalah demi cita-cita menyatukan tiga kerajaan, Seolwon juga meminta supaya Ratu Seon Deok mau menikahi Bidam. Hanya Bojong yang tahu bahwa Seolwon kerap merasakan sakit di bagian dadanya. Dinasehati sang putra untuk tidak terlalu menuruti permintaan terakhir Mishil, Seolwon yang memang prajurit sejati hanya tersenyum sambil mengatakan bahwa dirinya sangat bergairah menghadapi perang melawan Baekje. Percaya bakal memenangkan pertarungan, Seolwon menyebut bahwa meski hebat, Yoongchun jendral Baekje tidak akan mampu menyamai prestasinya di medan perang. Tanpa diketahui siapapun, Seolwon menyempatkan diri berdoa di depan altar Mishil. Seolwon bergumam kalau Bidam sangat mirip dengan sang junjungan yang telah meninggal karena bunuh diri dan dengan mata berkaca-kaca, sang mantan jendral besar bakal memenuhi permintaan terakhir sang penjaga segel agar Bidam bisa berkuasa sambil mengaku kalau dirinya sangat kehilangan sosok Mishil. Keesokan harinya, dengan gagah Seolwon dan pasukannya berangkat ke benteng Daeya. Untuk menjaga kemungkinan terburuk, Ratu Seon Deok memerintahkan Jukbang Lee Moon-shik untuk mengecek ulang laporan yang pernah diberikan Yushin tentang kekuatan kerajaan Baekje. Tidak cuma itu, sang ratu ternyata juga memberi tugas baru pada Jukbang. Dengan bantuan Shantak Kang Sung-pil, Jukbang akhirnya bisa menyusup masuk ke penjara untuk bertemu Changi, mantan anak buah Yushin yang juga keturunan bangsa Gaya. Oleh Changi, Jukbang diajari bahasa sandi yang kerap digunakan bangsa Gaya untuk saling berhubungan. Berbekal pengetahuan tersebut, Jukbang mengirim sandi yang ditujukan pada Bokyahwei alias pemberontak Gaya pimpinan Wolya Joo Sang-wook. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 59 Tayang Selasa, 02 Februari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Begitu tahu kalau pihak Shilla hendak melakukan pertemuan, Wolya dibantu Seolji mulai menyisir tempat yang disepakati untuk menjaga-jaga seandainya ada jebakan. Dikutip dari [Edisi online Senin, 1 Februari 2010] — Malam harinya, tiga orang muncul dan langsung dikepung oleh para prajurit Bokyahwei alias pemberontak Gaya. Seorang diantaranya, yang ternyata adalah Alcheon Lee Seung-hyo langsung menghunus pedang sebelum kemudian salah seorang didekatnya yang mengenakan cadar berusaha menenangkan. Ternyata, dua orang tersebut adalah Chunchu Yoo Seung-ho dan Ratu Seon Deok Lee Yo-won sendiri. Negosiasi berlangsung alot, sang ratu meminta Wolya Joo Sang-wook dan Seolji Jung Ho-geun menyerah dan seluruh pasukan dilimpahkan dibawah komando Chunchu dengan imbalan semua dosa Bokyahwei diampuni. Bila menolak, mana Yushin Uhm Tae-woong, dan disusul rakyat Gaya, bakal dihukum mati. Langsung diam seribu bahasa, Wolya hanya diberi waktu tiga hari untuk mengambil keputusan. Begitu kembali ke istana, Alcheon langsung menegur Ratu Seon Deok yang dianggap gegabah. Namun sang ratu ternyata punya alasan kuat, ia melakukan semuanya supaya bisa kembali menggandeng Yushin. Sebagai kartu as, Ratu Seon Deok menugaskan Jukbang untuk menyusupkan seseorang ke markas para pemberontak. Berita mengejutkan diperoleh Ratu Seon Deok prajurit Yushin yang dikenal perkasa pulang dengan membawa kekalahan sementara Seolwon Jun Noh-min terluka parah. Dengan tersengal-sengal di pembaringannya, Seolwon berpesan pada Bidam untuk mau menuruti keinginan terakhir Mishil yang pernah disampaikan. Setelah itu, sang jendral besar yang telah mengabdi pada empat penguasa Shilla tersebut wafat. Sebelum meninggal, Seolwon sempat menitipkan surat pada Yushin yang berisi tentang kehebatan pasukan Baekje. Meninggalnya Seolwon membuat kubu Bidam Kim Nam-gil berduka, dan siapa sangka orang yang menangis paling kencang justru adalah Hajong Kim Jung-hyun. Akibat hasil peperangan yang tidak terduga, permintaan publik dan para bangsawan agar Yushin kembali memimpin pasukannya dalam pertempuran melawan Baekje semakin menguat. Keruan saja Bidam, yang merasa iri, marah, ia menganggap Yushin yang dianggap sebagai pengkhianat tidak pantas untuk memimpin peperangan menyelamatkan Shilla. Datang ke penjara karena Yushin meminta waktu untuk bertemu, Bidam menatap sang jendral dengan sebelah mata. Keruan saja Yushin kesal dan langsung menarik kerah bajunya, ia menyebut siap melepaskan semua yang dimiliki mulai dari kekuatan pasukan hingga jabatan asalkan Bidam lebih dulu mau menyelamatkan Shilla. Berdasarkan masukan dari Yushin, Bidam mengajukan usulan yang hanya diangguki oleh Ratu Seon Deok. Rupanya, sang ratu lebih menanti saat untuk kembali bertemu dengan Wolya. Lama menunggu namun Wolya tidak juga muncul, Ratu Seon Deok nekat mendatangi markas Bokyahwei dengan hanya ditemani Alcheon. Untuk membuktikan ketulusannya, Ratu Seon Deok mengeluarkan buku berisi nama-nama bangsa Gaya dan membakarnya didepan Wolya. Saat Wolya masih ragu-ragu, tiba-tiba pasukan yang dipimpin oleh Chunchu muncul. Dengan suara tegas dan berwibawa, Ratu Seon Deok memerintahkan Chunchu untuk bisa membujuk Wolya dan bila gagal maka dirinya, Wolya, dan bangsa Gaya tidak akan bisa melihat hari esok. Posisi Shilla semakin kritis ketika benteng-benteng strategis mereka tidak mampu menahan serangan Baekje, namun secercah harapan muncul. Bersama pasukannya, Wolya dan Seolji muncul di istana dan berlutut sambil menyatakan sumpah setia pada Ratu Seon Deok dan Chunchu. Kejutan tidak hanya sampai disitu, Ratu Seon Deok menunjuk Yushin untuk memimpin pertempuran melawan Baekje. Keruan saja, keputusan sang ratu membuat Bidam, yang telah menyiapkan strategi, terpukul. The Great Queen Seon Deok Tamat, Pemirsa Masih Belum Puas Seperti dikutip dari [Edisi online Senin, 28 Desember 2009] — Drama populer Korea The Great Queen Seon-deok dan juga drama rivalnya Angel’s Temptation akhirnya usai tayangnya di negeri asalnya, Korea Selatan. Khusus The Great Queen Seon-deok mengakhirinya dengan episode ke-62 yang memperoleh rating 35,7%. Walau rating tersebut tinggi, namun berakhirnya drama tersebut disikapi oleh reaksi bermacam-macam. salah satunya ketidakpuasan. Ketidakpuasan itu mungkin karena kisah episode terakhir The Queen Seon-deok berakhir seperti terasa menggantung. Perasaan itulah juga dirasakan oleh bintang drama ini aktris Lee Yo-won yang memerankan karakter utama Ratu Seon-deok. Menurutnya, kisah drama ini seperti belum selesai dan juga Yo-won merasa masih banyak kekurangan dari perannya. Walaupun begitu Lee Yo-won merasa telah belajar banyak dari membintangi drama ini sekalipun harus menempuh waktu syuting panjang selama 11 bulan dan melalui banyak kesulitan. Bahkan iapun belum kapok bermain drama panjang lagi, hanya saja kali ini ia ingin drama tersebut berseting di masa depan yang futuristik. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 60 Tayang Rabu, 3 Februari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Di istana, permintaan agar Ratu Seon Deok mengungsi dari Seorabol ditentang habis-habisan oleh Yongchun dan Kim Seohyeon. Dikutip dari [Edisi online Rabu, 3 Februari 2010] — Ratu Seon Deok Lee Yo-won ternyata punya rencana sendiri, ia memutuskan untuk bertahan dan mengirim Chunchu Yoo Seung-ho ke tempat persembunyian. Keputusan itu ditentang oleh Chunchu, namun Ratu Seon Deok langsung menenangkan dengan mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan Bidam Kim Nam-gil berkuasa. Begitu keputusan tersebut disampaikan ke Bidam, pria itu masih berusaha mengubah pendirian Ratu Seon Deok. Begitu sang ratu menolak, Bidam merasa sakit hati karena tahu dirinya sudah tidak lagi mempercayainya. Setelah Bidam melangkah pergi, Ratu Seon Deok langsung teringat dengan momen-momen yang terjadi antara dirinya dengan Bidam, termasuk ketika sang orang kepercayaan memeluknya erat-erat. Setelah mendapat laporan dari Godo Ryu Dam, yang terluka, Yushin Uhm Tae-woong langsung mengumpulkan para jendral untuk membahas soal pasukan berkuda Baekje yang kecepatannya di luar perkiraan. Curiga kalau pasukannya telah ditipu, Yushin bersiasat untuk menggiring pasukan Baekje melewati medan berlumpur. Saat tengah digiring untuk menuju tempat yang telah ditentukan, Yushin mendapat laporan kalau pasukan Baekje mendadak mundur. Tak berapa lama, dari arah belakang pasukan yang sama tiba-tiba muncul sehingga membuat tentara Shilla kocar-kacir. Kejadian tersebut membuat mata Yushin terbuka bahwa selama ini pasukan Baekje ternyata bukan hantu seperti yang diduga melainkan karena mereka memiliki dua unit yang berseragam identik. Sambil tersenyum, Yushin langsung memerintahkan Wolya Joo Sang-wook untuk mempersiapkan pasukan demi melakukan strategi balasan. Ratu Seon Deok akhirnya bicara terus-terang kepada Bidam tentang kesepian yang dirasakannya sejak memutuskan untuk kembali ke istana, mulai dari tidak punya nama gelar Ratu Seon Deok, dan para raja-raja sebelumnya, diberikan setelah yang bersangkutan wafat hingga tidak bisa bersikap sebagaimana layaknya manusia biasa. Sambil berbicara, Ratu Seon Deok terus meneteskan air mata. Dengan wajah sendu, Ratu Seon Deok meminta Bidam, orang terakhir yang memperlakukan dirinya sebagai wanita normal, untuk selalu berada di sisinya. Begitu dipeluk, kali ini Ratu Seon Deok tidak lagi menahan diri dan langsung membalas pelukan Bidam. Keesokan harinya, keputusan besar diambil Ratu Seon Deok. Di hadapan para pejabat, ia mengumumkan pencopotan jabatan Kim Yongchun Do Yi-sung dan mengalihkan posisi perdana menteri kepada Bidam. Sudah tentu keputusan tersebut langsung ditentang Chunchu, namun seperti biasa, Ratu Seon Deok ternyata punya rencana sendiri yang sulit ditebak. Posisi prajurit Shilla semakin genting, tentara Baekje pimpinan Gyebaek yang sudah merasa di atas angin langsung memutuskan untuk menghabisi sang musuh dengan menyerang tenda. Gyebaek tidak sadar kalau dirinya sudah masuk ke perangkap Yushin. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 61 Tayang Kamis, 4 Februari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Gyebaek ketika mendapati pasukan Baekje pimpinannya telah masuk perangkap Jendral Kim Yushin. Dikutip dari [Edisi online Kamis, 4 Februari 2010] — Penyergapan yang dilakukan Yushin Uhm Tae-woong berlangsung serentak alias ditujukan pada kedua pasukan berkuda Baekje. Bahkan dengan teknologi yang baru, busur panah Shilla mampu menjangkau jarak yang lebih jauh. Di medan pertempuran, duel antara Yushin dan Gyabaek tidak bisa dihindari lagi. Di istana, Bidam Kim Nam-gil gembira setelah diangkat sebagai perdana menteri. Untuk membuktikan pengabdiannya yang ikhlas kepada Ratu Seon Deok Lee Yo-won, Bidam membuat surat perjanjian yang menyebut bakal meninggalkan Shilla dan menjadi pertapa bila sang ratu lebih dulu mangkat. Sambil tersenyum lebar, Bidam mengaku sangat lega karena sudah tahu apa yang membuat Ratu Seon Deok menjauhinya. Sama-sama kuat, pertarungan antara Yushin dan Gyebaek berlangsung seimbang. Namun pelan-pelan, pasukan Shilla mulai diatas angin sehingga Gyebaek terpaksa memerintahkan anak buahnya untuk mundur. Kabar tersebut terdengar hingga Seorabol, dimana Bidam dengan jitu telah menyiapkan strategi untuk mengakhiri perang antara dua negara. Kemenangan Yushin dan Wolya Joo Sang-wook disambut gembira oleh Ratu Seon Deok, yang langsung memerintahkan keduanya untuk mulai mengembangkan senjata. Perang dengan Baekje membuat sang ratu sadar kalau keputusannya untuk memprioritaskan besi sebagai alat pertanian dan bukan senjata adalah kekeliruan besar. Dengan tegas, Ratu Seon Deok memutuskan agar pasukan yang sebelumnya dikomandoi Bidam diserahkan sepenuhnya di bawah kendali dewan pimpinan Yushin. Keputusan tersebut sempat ditentang, namun siapa sangka Bidam sendiri yang justru membela keputusan Ratu Seon Deok. Kejutan masih belum selesai, sang ratu juga menyebut bakal segera menikah… dengan Bidam. Kedua kubu langsung bereaksi keras, Chunchu Yoo Seung-ho mulai kuatir dengan strategi sang bibi yang dianggap berpotensi membawa kekacauan. Sementara di tempat lain, kubu Bidam pimpinan Misaeng Jung Woong-in bersikap hati-hati karena mereka sadar betul hampir semua keputusan Ratu Seon Deok diambil dengan rencana matang. Satu-satunya orang yang memberi selamat dengan tulus adalah Yushin, yang menyebut kehadiran Bidam setidaknya bisa membuat Ratu Seon Deok tidak kesepian lagi. Bahkan saat berpapasan dengan Bidam, yang telah berulang kali berusaha mencelakainya, Yushin mampu mengucapkan kata selamat tanpa maksud buruk sedikitpun. Perubahan sifat Bidam akibat perlakuan Ratu Seon Deok membuat pria itu mengambil keputusan berani menyerahkan peta geografi Tiga Kerajaan yang disusun mendiang Munno kepada Yushin. Bidam tidak sadar bahwa niatnya untuk berubah bakal mendapat hambatan besar terutama dari Yeomjong dan orang-orang yang berpihak pada dirinya. Begitu bertemu dengan Ratu Seon Deok, Chunchu menyuarakan kekuatiran kalau Bidam akan ingkar janji. Untuk menentramkan hati sang keponakan, Ratu Seon Deok menunjukkan surat yang telah dibuat Bidam ditambah titah resmi darinya yang mirip dengan apa yang pernah dilakukan Raja Jinheung terhadap Mishil puluhan tahun sebelumnya. Yeomjong yang panik langsung menggeledah kamar Bidam, dan menemukan surat perjanjian rahasia pria itu dengan Ratu Seon Deok. Dengan cepat, ia mengumpulkan para bangsawan yang berpihak pada Bidam demi mencegah sang majikan menjalankan niatnya. Sesuai kesepakatan bersama, Misaeng dan Yeomjong mulai menyiapkan strategi. Hubungan Bidam dan Ratu Seon Deok semakin dekat. Menjelang rencana pernikahan mereka yang semakin dekat, Bidam tidak malu-malu lagi menunjukkan perhatiannya pada sang wanita yang dicintai. Dengan lembut, pria itu menarik tangan sang ratu dan menyuruhnya beristirahat. Menaruh telapak tangannya di dada Ratu Seon Deok, Bidam tersenyum lembut dan mengatakan tidak akan beranjak hingga sang ratu tertidur pulas. Mendapat perhatian dari seorang pria setelah sekian lama membentengi diri, Ratu Seon Deok semakin terlena dan jatuh cinta pada Bidam. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 62 Tayang Jumat, 5 Februari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Kedatangan utusan dari kerajaan Tang digunakan oleh anak buah Bidam untuk menekan pimpinannya. Dikutip dari [Edisi online Jumat, 5 Februari 2010] — Dengan kemampuan diplomasinya, Misaeng Jung Woong-in berhasil mempengaruhi utusan Tang untuk menekan Ratu Seon Deok Lee Yo-won. Langsung tersenyum licik karena rencananya berjalan mulus, Misaeng diberitahu Yeomjong untuk mau menggunakan oseon alias kipas bulu untuk menyampaikan pesan rahasia. Kedatangan utusan Tang langsung disambut dengan gembira oleh Ratu Seon Deok, namun semua berubah ketika sang utusan malah menyindir kerajaan Shilla yang dipimpin oleh seorang wanita. Tidak mau kalah gertak, Ratu Seon Deok dengan tegas menyuruh para utusan untuk ditahan. Tidak cuma itu, ia juga menyatakan siap memutuskan hubungan dengan kerajaan Tang. Keputusan tersebut tidak hanya mengejutkan utusan Tang, namun juga Misaeng. Dengan wajah pucat, ia langsung berembuk dengan rekan-rekannya untuk mencari cara menghubungi sang utusan yang ditahan. Sayang, usaha mereka terbentur oleh satu orang Alcheon Lee Seung-hyo, yang ditugaskan untuk menjaga tahanan dengan ketat. Ratu Seon Seok ternyata memiliki segudang strategi, dengan sengaja ia membiarkan para penjaga disogok untuk mengetahui siapa dalang dibalik semua kejadian. Strateginya berhasil, utusan Tang menyerahkan pesan rahasia yang disimpan dalam oseon kipas bulu untuk disampaikan ke kubu Bidam. Kipas bulu tersebut nyatanya diserahkan oleh penjaga yang disogok ke Ratu Seon Deok. Mulai memikirkan strategi apa yang tengah dilancarkan oleh musuh, sang ratu diberitahu Chunchu Yoo Seung-ho akan strategi kipas bulu yang pernah dipelajarinya saat berada di pengasingan. Dugaannya tepat, kipas tersebut menyimpan pesan rahasia…yang ditujukan pada Bidam Kim Nam-gil. Chunchu sangat marah begitu membaca isi pesan utusan Tang, ia meminta Ratu Seon Deok untuk menghukum Bidam seberat-beratnya karena berniat melakukan pemberontakan. Melihat sang ratu ragu-ragu, Chunchu tidak bisa menyembunyikan kemarahannya dan langsung keluar ruangan tanpa bicara lagi. Di kediamannya, Bidam langsung termenung begitu tahu para pengikutnya sangat berambisi menjadikan dirinya sebagai raja. Bernia untuk menjelaskan semuanya, Bidam mendatangi istana Ratu Seon Deok namun kehadirannya ditolak. Untuk mencegah masalah semakin rumit, ia ganti mengunjungi tempat dimana utusan Tang ditahan. Bisa dibayangkan, bagaimana terkejutnya Bidam saat tahu kipas bulu berisi pesan rahasia sudah jatuh ke tangan Ratu. Fakta tersebut membuat Bidam lemas, ia langsung teringat akan apa yang pernah dilakukan gurunya Munno yang mengacuhkannya setelah membuat kesalahan besar. Namun ia tetap ngotot ingin membuktikan dirinya tidak bersalah, dan kembali hadir di istana Ratu Seon Deok. Suasana sempat berlangsung canggung, karena di tempat itu ternyata sudah ada Chunchu, Yushin Uhm Tae-woong, dan Alcheon. Dengan jujur, Bidam mengaku kalau pesan rahasia di kipas utusan Tang tidak ada hubungan dengan dirinya. Sudah tentu, ucapannya langsung disambut oleh rasa tidak percaya. Secara mengejutkan, hanya satu suara yang menyatakan percaya Ratu Seon Deok. Dengan gembira, Bidam menyebut dirinya akan mengatasi pemberontakan’ yang dilakukan para anak buahnya. Begitu keluar, Bidam langsung disambut Misaeng, Hajong Kim Jung-hyun, dan Bojong Baek Do-bin dengan tatapan curiga. Begitu menggelar rapat di kediamannya, Bidam pura-pura mengaku kalau Ratu Seon Deok belum mengetahui isi pesan rahasia, dan mengancam bakal membunuh siapapun yang berani bertindak di luar perintahnya. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 63 Tayang Senin, 8 Februari 2010 pukul 1630 WIB Indosiar Bidam keluar dari kediaman Ratu Seon Deok sambil tersenyum lega, ia sangat bahagia saat tahu sang ratu masih mempercayai ucapannya. Dikutip dari [Edisi online Sabtu, 6 Februari 2010] — Begitu keluar, Bidam Kim Nam-gil langsung disambut Misaeng Jung Woong-in, Hajong Kim Jung-hyun, dan Bojong Baek Do-bin dengan tatapan curiga. Begitu menggelar rapat di kediamannya, Bidam pura-pura mengaku kalau Ratu Seon Deok belum mengetahui isi pesan rahasia, dan mengancam bakal membunuh siapapun yang berani bertindak di luar perintahnya. Meski Bidam mengaku masih tetap memiliki ambisi yang sama, ucapan tersebut tidak dipercaya begitu saja oleh anak buahnya. Begitu sang perdana menteri mengutus 10 prajurit untuk misi rahasia, 7 diantaranya ternyata berpihak pada Yeomjong. Begitu diberitahu, Bidam hanya tersenyum karena itu merupakan bagian dari strategi untuk mengetahui siapa yang setia padanya. Oleh Santak, Bidam diberitahu bahwa Yeomjong tengah melakukan perekrutan untuk pekerjaan tambang secara besar-besaran. Sempat tersenyum, wajah Bidam langsung berubah panik karena tahu ada sesuatu yang tidak beres. Rupanya tanpa sepengetahuan Bidam, Yeomjong dan antek-anteknya tengah mengumpulkan pasukan yang bakal dilatih secara rahasia. Kecurigaan juga dirasakan oleh Yushin Uhm Tae-woong, yang langsung mengutus anak buahnya untuk mengikuti gerak-gerik Yeomjong. Meski gagal, keduanya berhasil mendapatkan fakta menarik beberapa pembunuh bayaran yang ditugaskan menyerang ternyata merupakan anggota dari biro yang sebelumnya dipimpin Bidam. Meski berusaha menutupi perbuatan anak buahnya, Bidam ditemani Santak berusaha mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya. Begitu tahu kalau para bawahannya diam-diam menggalang kekuatan, Bidam akhirnya mendatangi Yushin untuk meminjam pasukan dalam jumlah ribuan. Meski sempat heran, Yushin akhirnya menyetujui permintaan Bidam. Namun belum sempat bertindak, keesokan harinya sebuah kejadian besar membuat rakyat Shilla gempar. Keruan saja, Ratu Seon Deok Lee Yo-won langsung mengumpulkan para bangsawan untuk mencari tahu kejadian apa yang bisa membuat Shilla begitu gempar. Bisa ditebak, kejadian tersebut membuat posisi Bidam semakin terdesak dan jurang antara dirinya dan sang ratu semakin lebar. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 64 Tayang Selasa, 9 Februari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Secara tersirat, surat yang diterima kabinet menyebut bahwa Bidam-lah yang kelak bakal menjadi penguasa Shilla. Dikutip dari [Edisi online Senin, 8 Februari 2010] — Isi surat yang menyatakan Bidam Kim Nam-gil bakal menjadi penguasa membuat Chunchu Yoo Seung-ho marah, ia langsung mengutus pasukan pimpinan Seolji Jung Ho-geun untuk menyelidiki bahtera misterius yang muncul di perairan Shilla dan menemukan dalang dibalik semua kejadian. Tekanan untuk menurunkan Bidam semakin kuat, namun Ratu Seon Deok Lee Yo-won sadar bahwa bukan sang perdana menteri yang menjadi dalang atas bahtera misterius dan surat bernada provokasi. Pasalnya sang ratu sadar, surat tersebut hanya membuat posisi Bidam semakin terjepit dan sama sekali tidak menguntungkan. Di kediamannya, Bidam langsung memarahi seluruh pengikutnya yang telah lancang. Namun, ucapannya malah dibantah oleh satu-persatu mulai dari Jujin, Yeomjong, hingga Misaeng Jung Woong-in, yang mengaku bahwa apa yang dilakukan adalah untuk memastikan Bidam tidak melenceng dari tujuan awal. Kehabisan akal, Bidam meminta waktu untuk bertemu Ratu Seon Deok. Awalnya penjaga pintu tidak mengijinkan, untungnya muncul Alcheon Lee Seung-hyo yang langsung membantu. Di dalam ruangan, Ratu Seon Deok menyebut bahwa meski tahu kalau Bidam bukan dalang dibalik semua kejadian, namun pria itu dianggap sulit mengatur pengikutnya. Obrolan terhenti ketika sang ratu tiba-tiba merasakan nyeri di dada, wajah Bidam langsung berubah kuatir karena tahu ada yang tidak beres. Chunchu ternyata benar-benar serius menyelidiki semuanya, ia berhasil menemukan siapa yang membuat bahtera misterius. Yeomjong yang ketar-ketir langsung memerintahkan supaya para pembuat perahu dibunuh. Salah seorang diantaranya berhasil lolos, sehingga pria licik itu langsung mengerahkan pasukan panah. Suasana semakin panas ketika salah satu anak panah mengenai Chunchu. Kejadian tersebut keruan saja membuat Ratu Seon Deok murka, ia sadar bahwa dalang dibalik peristiwa pemanahan tidak hanya berniat menghabisi pembuat perahu melainkan juga Chunchu. Langsung mengumpulkan para pejabat, ia memerintahkan supaya dalang pemanahan diusut tuntas dan diberi hukuman berat sebagai contoh bagi mereka yang berani menyerang keluarga kerajaan. Tidak puas dengan tindakan Ratu Seon Deok, Chunchu memutuskan untuk mendatangi Bidam. Keduanya terlibat percakapan serius, Chunchu dengan sengaja mengintimidasi Bidam dengan menyebut bahwa meski orang melihat dirinya lemah, sang pangeran selalu menuntaskan masalah sekecil apapun…termasuk menghabisi Daenambo yang telah menghilang sejak pemberontakan Mishil. Sebelum pergi, Chunchu membenarkan ucapan Bidam kalau dirinya sempat takut pada sang perdana menteri. Namun, semua itu adalah masa lalu, saat tindakan Bidam masih belum bisa diprediksi. Ucapan terakhir Chunchu, yang menyebut bahwa Ratu Seon Deok sebenarnya tidak mempunyai perasaan apa-apa terhadap Bidam, langsung memukul mental pria itu. Saat berjalan kembali ke kediamannya, dalam hatinya Chunchu bergumam bahwa ia tahu betul betapa besarnya cinta dan pengabdian Bidam kepada Ratu Seon Deok. Namun, di sisi lain ia juga tahu bahwa kehadiran Bidam dan pengikutnya akan menghambat cita-cita menyatukan Tiga Kerajaan. Penyelidikan yang sudah berlangsung membuat Yeomjong ketar-ketir, ia langsung meminta para pengikut Bidam yang lain untuk menggerakkan pasukan. Saat mereka terlihat ogah-ogahan, Yeomjong ternyata telah mengantisipasi semuanya sehingga Misaeng, Bojong Baek Do-bin, Hajong Kim Jung-hyun dan yang lain tidak punya pilihan. Sadar kalau Bidam sudah tidak bisa lagi mengendalikan para pengikutnya, Ratu Seon Deok meminta pria yang dicintainya itu untuk pergi ke tempat yang jauh. Berjanji bakal memanggil kembali setelah semua masalah selesai, Ratu Seon Deok menyerahkan cincinnya pada Bidam sebelum berpisah. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 65 Tayang Rabu, 10 Februari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Tidak sadar kalau dirinya dijebak, Bidam mengira orang yang menyerangnya adalah suruhan Ratu Seon Deok. Dikutip dari online Selasa, 9 Februari 2010] — Meski sudah ditodong oleh sebilah pedang, Yeomjong tertawa terbahak-bahak. Menyebut bahwa Bidam Kim Nam-gil sudah tidak punya tempat lagi karena Ratu Seon Deok Lee Yo-won dan para prajurit Shilla telah memburunya, satu-satunya opsi pria itu adalah berkumpul kembali dengan para pengikutnya. Di tengah provokasi Yeomjong, Bidam terus berjalan dengan terhuyung-huyung, ia masih belum bisa menerima kalau Ratu Seon Deok yang begitu dipercayai dan dicintainya telah mengingkari kesepakatan. Sambil menggenggam cincin yang pernah diberikan sang ratu, Bidam tidak sadar bahwa di saat yang bersamaan, Ratu Seon Deok mengirim Jukbang Lee Moon-shik untuk memberikan sebuah surat pada pria itu. Strategi Yeomjong sukses, Bidam akhirnya memutuskan untuk kembali memimpin para pengikutnya. Berbeda dengan dugaan, Bidam memutuskan untuk menggunakan strategi jitu tetap berada di Seorabol dan merebut pengaruh para bangsawan dan rakyat. Tujuannya cuma satu mendongkel Ratu Seon Deok dan menguasai tahta Shilla. Begitu tahu kalau pasukan pemberontak, tanpa tahu pemimpinnya adalah Bidam, bergerak tidak seperti yang diperkirakan, Yushin Uhm Tae-woong dan Kim Seohyeon Jung Sung-mo mengambil kesimpulan yang mengejutkan mereka bergerak menuju Seorabol. Dengan cepat, Yushin memimpin pasukan sebanyak dua ribu orang untuk menghadapi para pemberontak. Mampu membaca strategi lawan, Bidam langsung memerintahkan Hojae Go Yoon-ho untuk menyerang pasukan Yushin dan siap mundur bila diperintahkan. Ternyata tujuannya cuma satu menguasai benteng yang ditinggalkan pasukan Yushin, yang terkonsentrasi pada pertempuran. Wajah Ratu Seon Deok langsung berubah pucat saat tahu musuhnya menggelar strategi yang begitu lihai, dimana ada dua kekuatan yang saling bertentangan di Seorabol. Kini posisi dua kubu yang saling berhadapan hanya sekitar 15 menit perjalanan, dan apabila Ratu Seon Deok mengerahkan pasukan, perang saudara tidak bisa dihindari lagi. Sambil tersenyum penuh kemenangan, Bidam masuk ke dalam benteng yang berhasil dikuasainya untuk menggelar strategi selanjutnya. Oleh Misaeng Jung Woong-in, disarankan agar mereka menyebar desas-desus yang bertujuan untuk membuat rakyat mempertanyakan kekuasaan Ratu Seon Deok. Di istana, Chunchu Yoo Seung-ho langsung bisa menebak bahwa Bidam-lah yang memimpin pasukan pemberontak. Dengan jabatan sebagai perdana menteri ditambah dukungan dari para anggota kongres yang memihak pada dirinya, Bidam menggelar rapat yang menyatakan mosi tidak percaya pada pemerintahan Ratu Seon Deok. Kali ni sang ratu tidak bisa menahan kesabaran lagi, ia memutuskan untuk menghadapi aksi Bidam dengan tegas. Dibantu oleh Santak Kang Sung-pil, Jukbang nekat menemui Bidam untuk memberikan surat dari Ratu Seon Deok karena heran melihat perubahan sikap sang perdana menteri. Begitu membaca isi surat, Bidam langsung marah besar karena mengira kehadiran Jukbang adalah bagian dari strategi Chunchu. Namun begitu melihat raut wajah sang penasehat ratu, Bidam mulai ragu-ragu. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 66 Tayang Kamis, 11 Februari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Curiga kalau ada sesuatu yang tidak beres, Bidam mengutus Santak untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Dikutip dari [Edisi online Rabu, 10 Februari 2010]— Kuatir kedoknya terbongkar, Yeomjong mengutus orang untuk menghabisi Santak Kang Sung-pil. Sementara itu di istana, giliran Ratu Seon Deok Lee Yo-won yang bingung saat diceritakan kalau Bidam Kim Nam-gil mengira dirinya menyuruh orang untuk menghabisi sang perdana menteri. Berbagai kejadian yang begitu mengejutkan membuat kondisi fisik Ratu Seon Deok langsung merosot tajam. Ketika Yushin Uhm Tae-woong menghadap, Ratu Seon Deok menceritakan ketidakberdayaannya yang meski sadar kalau Bidam dijebak oleh Yeomjong, ia tetap tidak mampu membela sang pria yang dicintai. Melihat dilema yang dialami sang junjungan, Yushin hanya bisa menatap dengan perasaan sedih. Meski berat, Ratu Seon Deok akhirnya mengirimkan perintah yang tegas Bidam dan para pengikutnya harus dihukum mati. Sama-sama memutuskan untuk mengerahkan pasukan, dua orang yang saling mencintai akhirnya harus saling berhadapan dengan taruhan nyawa. Dengan suara keras, Ratu Seon Deok berpidato untuk memompa semangat tempur pasukannya pasukan. Namun dibelakangnya, Alcheon Lee Seung-hyo menatap sang ratu dengan wajah kuatir karena demi melihat wajahnya yang pucat dan keringat yang terus menetes dari dahi wanita penguasa Shilla itu. Setelah berbicara di depan pasukan, Ratu Seon Deok tiba-tiba nyaris terjatuh saat hendak kembali ke istana. Keruan saja, hal ini membuat Alcheon, Yushin, Chunchu Yoo Seung-ho, dan Kim Seohyeon Jung Sung-mo kuatir. Bertepatan dengan ambruknya sang ratu, bintang yang berada di atas istana tiba-tiba jatuh dan menghilang. Langsung dianggap sebagai pertanda kalau kekuasaan Ratu Seon Deok sudah mencapai akhir, kesempatan itu digunakan Bidam untuk mengobarkan semangat pasukannya. Saat tahu kalau penyakit Ratu Seon Deok sudah lama diketahui tabib, Yushin dengan wajah kuatir berusaha mencari tahu. Namun, sang ratu malah berbicara tentang mimpinya bertemu dengan seorang wanita berpakaian putih yang tiba-tiba memeluknya sambil meneteskan air mata. Kuatir kalau Ratu Seon Deok mulai mengigau, Yushin diingatkan oleh Alcheon untuk mengurungkan niatnya bertanya tentang penyakit sang putri. Begitu diberi ijin untuk mengerahkan pasukan, Yushin mulai menyusun strategi. Meski sempat diserang, Bidam mengira kalau apa yang dilakukan Yushin adalah demi memancing pasukannya keluar sarang. Perkiraannya salah besar. Tiba-tiba terjadi kehebohan di luar markas musuh, bintang yang semula jatuh kembali ke langit. Sempat terpukau dengan strategi tersebut, Bidam baru sadar bahwa selain menurunkan moral pasukan, bintang tersebut merupakan isyarat dari Yushin untuk melakukan serangan secara serentak. Munculnya Santak Jang Sung-pil yang membawa kabar bahwa Yeomjong adalah dalang dibalik semua kejadian membuat semangat tempur Bidam langsung sirna. Sinopsis The Great Queen Seon Deok Ep. 67 Terakhir Tayang Jumat, 12 Februari 2010 pukul 1630 WIB di Indosiar Dengan langkah gontai, Bidam menuju kediaman Yeomjong, yang tengah bersiap-siap kabur. Dikutip dari [Edisi online Jumat, 12 Februari 2010] — Ketika dikonfrontir, Yeomjong dengan tawa liciknya langsung mengatakan bahwa yang harus disalahkan atas semua kejadian bukanlah dirinya melainkan Bidam Kim Nam-gil sendiri, yang disebut menyimpan ambisi tampil sebagai raja. Kali ini Bidam tidak mau lagi mengulang kesalahannya, ia langsung menusuk Yeomjong hingga tewas. Sebelum keluar, Bidam bertemu dengan Misaeng Jung Woong-in, yang mengatakan bahwa pria itu tidak bisa lagi menyalahkan siapapun kecuali dirinya sendiri yang memiliki hati lemah dan mudah dipengaruhi. Sempat meneteskan air mata, Misaeng yang ditemani oleh Hajong Kim Jung-hyun bersimpuh didepan kuburan Mishil sambil menanti kemunculan pasukan Shilla. Saat para tawanan tengah digiring, Yushin Uhm Tae-woong sadar bahwa tidak ada Bidam diantara mereka, ia langsung memerintahkan bawahannya untuk membekuk sang mantan perdana menteri. Di saat yang sama, Bidam sendiri berniat menemui Ratu Seon Deok Lee Yo-won untuk mengakui semua dosa-dosanya. Sebelum pergi, ia berpesan pada Santak Kang Sung-pil supaya bawahannya yang paling setia itu pergi sejauh-jauhnya dari Shilla. Sempat menatap kepergian junjungannya dengan hati sedih, mata Santak terbelalak karena sebuah panah tiba-tiba menembus tubuhnya. Dengan cepat, pasukan kerajaan mengelilingi Bidam, yang langsung menghunus pedangnya. Pertempuran sengit tidak bisa dielakkan dan meski cuma sendirian, Bidam ternyata terlalu tangguh bagi prajurit biasa. Menghabisi setiap prajurit yang merintangi jalannya, tujuan Bidam ternyata cuma satu mendatangi tempat dimana Ratu Seon Deok berada. Dihadang oleh penjagaan berlapis, Bidam tidak menggubris permintaan Yushin supaya dirinya tidak membunuh orang lagi dan terus merangsek maju. Tersenyum getir karena sadar dirinya sudah tidak punya harapan lagi, Bidam menantang Yushin untuk bertarung. Namun, tantangan tersebut ternyata hanya kamuflase Bidam, yang sadar dirinya sudah kalah segalanya dari Yushin, untuk bisa mendekati Ratu Seon Deok. Meskipun tangguh, Bidam tidak bisa menghindar ketika puluhan anak panah terbang ke arahnya. Meski begitu, fokusnya hanya satu berapa langkah lagi yang harus ditempuh untuk bisa mencapai Ratu Seon Deok. Dengan mata merah dan wajah berlumuran darah, Bidam terus berjalan maju mendekati Ratu Seon Deok sehingga Yushin tidak punya pilihan lagi selain menusuk pria yang merupakan bekas sahabat sekaligus rekan seperjuangannya itu. Sebelum ambruk, Bidam menggumamkan nama Deokman untuk terakhir kalinya. Tak lama setelah menyampaikan perintah kepada para bawahannya, Ratu Seon Deok jatuh pingsan tepat disamping jenazah Bidam. Begitu siuman, Ratu Seon Deok yang sadar umurnya tidak lama lagi memanggil Alcheon Lee Seung-hyo dan meminta sang pengawal setia untuk mengisi posisi perdana menteri yang ditinggalkan Bidam. Tak lama kemudian ketika Yushin datang bertamu, Ratu Seon Deok mengajak jendral kepercayaannya tersebut untuk keluar dan melihat Shilla dari atas bukit. Di sana, Ratu Seon Deok mulai merenungi hal-hal yang telah dilewatinya dan sadar bahwa dari sekian banyak orang, cuma Yushin yang setia menemaninya hingga akhir. Menitipkan Shilla dan cita-cita penyatuan Tiga Kerajaan pada Yushin, Ratu Seon Deok menceritakan mimpi terakhirnya yang begitu berkesan. Puluhan tahun berlalu, Yushin kembali ke Shilla setelah menaklukkan Baekje dan bertemu dengan Alcheon yang tengah bersiap memasuki masa pensiun. Bagamana dengan nasib Ratu Seon Deok? Rupanya tak lama setelah menceritakan mimpinya, sang ratu mencucurkan air mata dan menarik napas untuk terakhir kalinya…sebelum kemudian wafat. Dalam mimpinya, Deokman Nam Ji-hyun yang tengah berusaha melacak keberadaan Munno berjalan di tengah pasar dan bertemu dengan seorang wanita berpakaian putih yang tiba-tiba memeluknya sambil bercucuran air mata. Rupanya, wanita berpakaian putih yang diam seribu bahasa itu adalah Deokman dewasa alias Ratu Seon Deok sendiri, yang cuma bisa berbicara dalam hati mengasihani sosok remajanya yang bakal mengalami begitu banyak penderitaan. Sudah tentu, aksi wanita dewasa dihadapannya membuat Deokman remaja bingung, ia memutuskan untuk tidak menghiraukan kejadian tersebut dan meneruskan petualangannya. Dari belakang, sang ratu cuma bisa mendoakan dirinya yang masih remaja untuk bisa bertahan karena hanya lewat Deokman-lah maka Shilla bisa memenuhi impian besar yang tidak bisa dilakukan siapapun menyatukan Tiga Kerajaan. Credits & Thanks to and all sources for the information, synopsis/summary and pictures. Di negeri asalnya, Queen Seon Duk terdiri dari 62 episode total. Tapi di Indosiar, The Great Queen SeonDeok dibagi menjadi 67 episode Queen Seon DeokPERHATIAN!Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini. Queen Seondeok 2009 diangkat dari sejarah Korea Selatan. Dia adalah wanita pertama yang menjabat sebagai Queen of Silla pada tahun 632-647, di mana pada masa itu hanya pria saja yang boleh menjabat dalam pemerintahan. Dia menjadi ratu karena raja sebelumnya, King Jinpyeong, ayah dari Queen Seondeok, hanya memiliki keturunan perempuan kembar. Pada masa tayangnya, serial drama ini mendapatkan rating 43,6%, angka yang sangat fantastis, bukan? Maka, tak salah bila Queen Seondeok mendapatkan 2 penghargaan di Grimae Awards 2009, 12 penghargaan di MBC Drama Awards 2009, 1 penghargaan di Korea Producers & Director’s PD Awards 2010, 2 penghargaan di Baeksang Arts Awards 2010, 1 penghargaan di 37th Korea Broadcasting Awards 2010, dan 3 penghargaan di 5th Seoul International Awards 2010. Sayangnya, naskah serial drama ini mendapat gugatan plagiarisme. Pengadilan Tinggi pun membuat MBC membayar denda sebesar US$186,000. Mereka pun melarang penayangan ulang serial ini pada channel televisi berbayar, jaringan komputer, DVD, dan buku. Buat yang belum nonton atau ingin tahu sinopsis dan ulasan drakor Queen Seondeok, yuk, Bacaterus! Sinopsis Tahun rilis 2009Genre Historical, Romance, ActionProduksi Time Box ProductionSutradara Kim Geun Hong, Park Hong KyunPemeran Lee Yo Won, Go Hyun Jung, Park Ye Jin, Uhm Tae Woong, Kim Nam Gil, Yoo Seung Ho, Lee Seung Hyo, Jung Ho Bin, Jo Min Ki, Yoon Yoo Sun, Seo Young HeeJumlah episode 62 Pada masa raja ke-24 tahun 540-576, King Jinheung menjadi penguasa Silla dan wilayah kerajaan Baekje setelah memboyong kemenangan dalam perang. Dia memiliki seorang selir, Mi Shil, yang diketahui berambisi untuk menjadi penguasa Silla. Kondisi kesehatan King Jinheung menurun, sehingga dia memerintahkan Mi Shil untuk menuliskan surat wasiat yang berisi perintahnya yang menunjuk Baek Jeong, cucunya, sebagai raja selanjutnya setelah dia wafat nanti. Serta, melarang Prince Geum Ryun serta Sae Ju Mi Shil untuk ikut andil dalam pemerintahan. Yang, tentunya, hal tersebut tidak diinginkan oleh Mi Shil. Setelah itu, King Jinheung diam-diam memerintahkan Seol Won Rang untuk membunuh Mi Shil. Namun sayangnya, King Jinheung tidak tahu kalau Won Rang adalah kekasih gelap Mi Shil yang tentunya dia tidak akan melakukan titah King Jinheung tersebut. Setelah King Jinheung wafat, Won Rang melakukan aksi penggulingan terhadap Baek Jeong. Sedangkan Mi Shil memikat Prince Geum Ryun untuk menjadikannya Queen dan mengambil alih posisi Baek Jeong sebagai King Jinji. Waktu berlalu, Mi Shil melakukan aksi penggulingan kekuasan King Jinji karena dia tidak juga dijadikan Queen. King Jinji terus beralasan, salah satunya karena Mi Shil hanya melahirkan anak perempuan. Dan, mengungkapkan titah mendiang King Jinheung, bahwa Baek Jeong lah pewaris tahta yang sebenarnya. Lalu, Baek Jeong pun mendapatkan posisinya sebagai raja, King Jinpyeong. Tak gentar, Mi Shil lagi-lagi menawarkan diri menjadi permaisuri. Namun, niat jahatnya itu gagal karena aksi penculikannya terhadap Queen Maya, istri King Jinpyeong, tidak berhasil. Lama waktu berselang, Queen Maya melahirkan sepasang anak perempuan. King Jinpyeong menyerahkan satu bayi kepada dayangnya, So voucher streaming Netflix, Disney+, Prime Video, Viu, dll murah di Lazada Sang raja ingin salah satu anaknya dibawa pergi keluar dari istana dan dilindungi oleh Gukseon Munno, guru para hwarang dan juga seorang prajurit kepercayaan King Jinpyeong. Sedangkan bayinya yang satu lagi diumumkan kepada masyarakat. Pada masa itu, memiliki satu anak perempuan saja merupakan hal yang akan menjatuhkan kekuasaan raja. Sehingga, King Jinpyeong segera menyelamatkan salah satu bayinya dari politik pemerintahan yang jahat. Karena, mereka percaya jika ratu melahirkan bayi perempuan, maka mereka tidak akan pernah bisa memiliki keturunan laki-laki di kemudian hari. Dengan berat hati, King Jinpyeong dan Queen Maya merelakan kepergian salah satu bayinya demi masa depan dan keselamatan sang anak. Dan, mereka juga melakukan hal itu demi tugas yang diberikan mendiang kakeknya, yakni untuk menyatukan tiga kerajaan di bawah Silla. 15 tahun berlalu, bayi King Jinpyeong telah tumbuh menjadi Deok Man, seseorang yang cerdas, pemberani, dan menguasai banyak bahasa karena tinggal di daerah perdagangan internasional. Dia juga menguasai perbintangan yang membuatnya bisa meramalkan kematiannya sendiri. Yang dia ketahui, So Hwa adalah ibunya. Sedangkan ayahnya berasal dari Silla, namun identitasnya dirahasiakan oleh So Hwa. Singkat cerita, Deok Man kembali ke Silla. So Hwa pun mengungkapkan jati diri Deok Man yang sesungguhnya. Dia bersama saudari kembarnya, Princess Cheonmyeong, berjuang melawan Mi Shil. Sayangnya, Princess Cheonmyeong tewas demi menyelamatkan Princess Deok Man. Dan, dengan pertolongan dari Jenderal Kim Yushin, mereka akhirnya bisa mengakhiri kekuasaan Mi Shil. Princess Deokman pun diangkat menjadi Queen of Silla. Dramatisasi Sejarah Kaisar Wanita Pertama di Korea Serial drama Queen Seondeok betul diangkat dari sejarah asli Korea Selatan. Menurut Samguk Sagi Sejarah Tiga Kerajaan, Queen Seondeok adalah anak dari King Jinpyeong dan Queen Maya. Dia punya dua saudari, Princess Cheonmyeong dan Princess Seonhwa. Meski, ternyata, keberadaan Princess Seonhwa masih menjadi kontroversi sampai sekarang. Queen Seondeok berhasil menyatukan tiga kerajaan di bawah kekuasaan Silla. Namun, dia menghadapi banyak tantangan karena pada saat itu. Masih banyak yang meremehkannya karena pandangan seksis bahwa wanita tidak pantas menjadi Kaisar. Dia juga dikhianati oleh Sangdaedeung Pejabat Tertinggi di bawah Ratu Bidam, yang telah dihasut oleh mereka yang tidak menyukai kaisar wanita. Meski demikian, dalam masa pemerintahannya, Queen Seondeok memiliki legenda Peony Flowers and Painting. Lalu, The Legends of Jigwi, pria dari kalangan rakyat biasa yang sangat mencintai Queen Seoondeok dan diceritakan dalam berbagai cerita rakyat. Seperti dia yang membakar dirinya sendiri demi cintanya kepada Queen Seondeok. Ada pula yang menceritakan rohnya berubah menjadi api yang membumbung tinggi sampai langit sehingga memunculkan hujan yang menghentikan krisis air di Silla. Kemudian, legenda Croaking Frogs and Jade Gate tentang ramalan penyerbuan Baekje terhadap Sila. Serta Burial near the Doricheon tentang titahnya saat dia meninggal nanti untuk dikuburkan di Doricheon sebelah selatan Gunung Namsan yang diartikan sebagai harapan untuk bisa bereinkarnasi sebagai pria di kehidupan yang akan datang. Tokoh Antagonis Pemenang Daesang & Song Theme Sepanjang Masa Judul Queen Seon Deok Judul Lain 선덕여왕 善德女王 / Seondeok Yeo Wang Jumlah Episode 62 Wiki D- Addicts Ringkasan Deokman, dilahirkan kembar tetapi dibuang saat bayi dan dikirim ke tempat yang jauh oleh ayahnya, Raja JinPyeong dengan maksud untuk melindunginya dari pembunuhan yang direncanakan oleh wanita bangsawan kerajaan, Mishil yang mencoba merampas tahta dari keluarga raja. Deokman kemudian dibawa kembali ke istana Shilla, dimana dia bergabung dengan saudari kembarnya Putri Cheonmyong untuk melawan Mishil. Bagaimanapun juga, Mishil membuat rencana yang menakutkan untuk membuat kedua Puteri Shilla diasingkan dari kerajaan, dan dalam pertempuran rahasia, Puteri Cheonmyeong terbunuh secara tidak sengaja. Tetapi Puteri Deokman mendapat bantuan dari Jenderal Kim Yusin dan berhasil menyingkirkan musuh bebuyutannya, Mishil. Dia kemudian menjadi Ratu Seon Deok, penguasa wanita pertama di Kerajaan Shilla. Drama ini cerita mengenai seorang Ratu cantik, yang harus menyerahkan cintanya untuk rakyat, dan yang pada akhirnya meninggalkan banyak prestasi yang gemilang di kemudian hari. Daftar Episode Queen Seon Deok – Episode 01 Queen Seon Deok – Episode 02 Queen Seon Deok – Episode 03 Queen Seon Deok – Episode 04 Queen Seon Deok – Episode 05 Queen Seon Deok – Episode 06 Queen Seon Deok – Episode 07 Queen Seon Deok – Episode 08 Queen Seon Deok – Episode 09 Queen Seon Deok – Episode 10 Queen Seon Deok – Episode 11 Queen Seon Deok – Episode 12 Queen Seon Deok – Episode 13 Queen Seon Deok – Episode 14 Queen Seon Deok – Episode 15 Queen Seon Deok – Episode 16 Queen Seon Deok – Episode 17 Queen Seon Deok – Episode 18 Queen Seon Deok – Episode 19 Queen Seon Deok – Episode 20 Queen Seon Deok – Episode 21 Queen Seon Deok – Episode 22 Queen Seon Deok – Episode 23 Queen Seon Deok – Episode 24 Queen Seon Deok – Episode 25 Queen Seon Deok – Episode 26 Queen Seon Deok – Episode 27 Queen Seon Deok – Episode 28 Queen Seon Deok – Episode 29 Queen Seon Deok – Episode 30 Queen Seon Deok – Episode 31 Queen Seon Deok – Episode 32 Queen Seon Deok – Episode 33 Queen Seon Deok – Episode 34 Queen Seon Deok – Episode 35 Queen Seon Deok – Episode 36 Queen Seon Deok – Episode 37 Queen Seon Deok – Episode 38 Queen Seon Deok – Episode 39 Queen Seon Deok – Episode 40 Queen Seon Deok – Episode 41 Queen Seon Deok – Episode 42 Queen Seon Deok – Episode 43 Queen Seon Deok – Episode 44 Queen Seon Deok – Episode 45 Queen Seon Deok – Episode 46 Queen Seon Deok – Episode 47 Queen Seon Deok – Episode 48 Queen Seon Deok – Episode 49 Queen Seon Deok – Episode 50 Queen Seon Deok – Episode 51 Queen Seon Deok – Episode 52 Queen Seon Deok – Episode 53 Queen Seon Deok – Episode 54 Queen Seon Deok – Episode 55 Queen Seon Deok – Episode 56 Queen Seon Deok – Episode 57 Queen Seon Deok – Episode 58 Queen Seon Deok – Episode 59 Queen Seon Deok – Episode 60 Queen Seon Deok – Episode 61 Queen Seon Deok – Episode 62 75 April 29, 2009 All hail Queen Seon-deok by javabeans Pretty. The first actor to get into character for the upcoming historical series Queen Seon-deok [선덕여왕] was Go Hyun-jung HIT taking on her court lady character of Mi-shil. Now the stills have been revealed for the second leading lady as Lee Yo-won Surgeon Bong Dal-hee takes the throne as the titular Queen. The 50-episode Queen Seon-deok takes place in the era of the Three Kingdoms, in the Silla dynasty, and centers around the court politics and power struggle between the two ladies. Mi-shil is the second most powerful woman in the court, next to the queen, and challenges her rival’s authority while using her femme fatale wiles to her best advantage. Lee Yo-won had a successful hit back in 2007 in the medical drama Surgeon Bong Dal-hee, although her follow-up series Bad Love with Kwon Sang-woo was pretty much a big flop. She explains taking on this role — she was brought in to replace Sung Yuri, whose casting caused something of an uproar and was swiftly retracted — by saying, “After reading the synopsis, I felt something like fate that I had to play Queen Seon-deok.” The MBC series takes to the air next month on Mondays and Tuesdays, after Queen of Housewives ends. It will challenge SBS’s struggling epic historical drama Ja Myung Go and KBS’s The Man Who Can’t Get Married, which will replace Story of a Man. Via E Daily RELATED POSTS Go Hyun-jung as Lady Mi-shil Six Months and Seon-deok pray for success Queen Seon-deok’s first script reading Drama trends for 2009 Queen Seon-deok recast Tags Go Hyun-jung, Lee Yo-won, Queen Seon-deok Premium Supporter Currently Airing

sinopsis the great queen seondeok episode 50